Contoh Soal dan Jawaban Simulasi Digital

Contoh Soal dan Jawaban Simulasi Digital 1.Menggabungkan semua komponen pembentuk movie, baik itu video, audio, teks, efek, filter, dan sebagainya menjadi suatu kesatuan yang tidak bisa diubah-ubah lagi, adalah fungsi dari proses … a. Rigging b. Rendering c. Lighting d. Modeling e. Compositing 2.Gerak kamera secara horizontal disebut … a. Tilting b. Dollying c. Panning d. Zooming e. Trcking 3.Yang bukan merupakan peralatan berkaitan dengan pembuatan video adalah … a. Scenner b. Lampu c. Kamera d. Mikropon e. Lampu kamera 4.Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan video adalah .. a. Menyusun naskah b. Menentukan actor dan aktris c. Menentukan ide d. Membuat setting tempat pengambilan gambar e. Membuat Storyboard 5.Efek saat bergantian objek dalam suatu alur cerita atau clip dikenal dengan istilah … a. Transisi b. Cut to cut c. Transformasi d. Wripe out e. Cut away 6.Gerakan kamera yang bertujuan untuk menggiring mata penonton pada aktivitas tertentu pada subjek adalah … a. T

Penyelengaraan Pemilu 1971

Pemilu 1971 

Setelah menduduki kursi ke presidenan, Soeharto tidak secepatnya menyelenggara- kan pemilu untuk mencari legitimasi kekuasaan transisi. Tap MPRS XI Tahun 1966 yang mengamanatkan agar pemilu bisa diselenggarakan pada tahun 1968, diubah lagi pada Sidang Istimewa MPR tahun 1967. Presiden Soeharto mengubah lagi dengan menetapkan bahwa pemilu akan diselenggarakan pada tahun 1971. Melalui undang-Undang No. 15 u Tahun 1969 tentang Pemilu dan Undang-Undang No. 16 tentang Susunan dan kedudukan SHLP Tu MPR, DPR, dan DPRD, pemilu akhirnya diselenggarakan pada tanggal 3 Juli 1971. 
Pemilu diikuti oleh sepuluh kontestand, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Murba, Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Katolik, Nahdlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSI), Golongan Karya (Golkar), dan Perti. Para pejabat negara pada pemilu 1971 diharuskan bersikap netral. Pada praktiknya, para pejabat pemerintah berpihak kepada Golkar. Pemerintah mereka yasa ketentuan-ketentuan yang menguntungkan Golkar seperti menetapkan seluruh pegawai negeri sipil harus menyalurkan aspirasinya kepada Golkar. 
Dengan dukungan dari ABRI dan kelompok teknokrat, Golkar keluar sebagai pemenang pemilu 1971. Keputusan dukungan ABRI kepada Golkar ditentukan dalam rapat pimpinan 1 ABRI pada tahun 1969. Partai-partai politik mendapat 124 kursi di DPR, sedangkan Golkar mendapatkan 261 kursi termasuk tambahan 25 kursi wakil yang diangkat langsung oleh e Presiden Soeharto dan ABRI mendapat jatah 75 kursi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapresiasi Seni Teater Nusantara

Pengertian Kebaharian, Kemaritiman dan Kelautan

Memahami Tipe Data Sederhana,Tipe Data Terstruktur dan Tipe Data Penunjuk